Lee “Faker” Sang-hyeok adalah salah satu gamer profesional League of Legends atau LoL.
Permainannya yang selalu sangat apik membuat salah satu player terbaik di dunia ini berhasil menjuarai berbagai turnamen bersama timnya SK Telecom T1. Dan mungkin layak jika mengatakan Faker sebagai pemain terbaik sepanjang sejarah League of Legends dan menjadi legenda.
Namun, dibalik kesuksesannya masih banyak hal yang mungkin menjadi tanda tanya bagi fansnya terutama setelah kegagalannya dalam Turnamen Liga All Star.
- Nama: Lee Sang-hyeok
- Nickname dalam game: Faker
- Lahir: 7 Mei 1996 – Gangseo-gu, Seoul, South Korea
- Saat ini membela Tim: SK Telecom T1
- Role: Mid Laner
- Games: League of Legends
Dibawah ini ada beberapa hal yang belum dicapai Faker sebagai salah satu gamer profesional terbaik League of Legends dan mungkin menjadi pertanyaan dari fansnya.
1. Menjuarai Turnamen 1v1 All Star
Walau sebenarnya ini hanya event untuk bersenang-senang namun sebagai legenda hidup pasti banyak fans Faker yang menginginkan idolanya tersebut untuk memenangkan Turnamen 1v1 All Star.
Namun, hal yang ada diluar ekspektasi banyak orang terjadi. Meskipun digadang-gadang oleh banyak fans dan para penggemar LoL bahwa Faker akan menjadi juaranya, ternyata Faker harus kalah di babak 16 besar dari pemain Australia, Pabu.
2. Memenangkan Gelar dengan Beda Posisi
Selama ini Faker dikenal sebagai pemain yang selalu berposisi di Mid Laner. Namun apakah kamu pernah membayangkan bagaimana Faker bermain di posisi lain?
Contohnya saja Ambition, meskipun sama-sama berposisi di Mid Laner dia juga bisa bermain dengan bagus ketika sekarang bermain sebagai Jungler.
Lalu bagaimana dengan Faker? Belum ada bukti yang menunjukkan kemampuannya bermain pada posisi selain Mid Laner. Tentu bisa menguasai banyak posisi menjadi poin plus bagi seorang gamer pro.
Baca Juga:
- 10 Pro Gamer eSports Paling Kaya di Dunia, ada Faker?
- Inilah 7 Pro Gamer yang Ketahuan Bermain menggunakan Cheat
- Fantastis! 5 Pro Gamer Indonesia dengan Penghasilan Paling Tinggi
3. Membela Tim Lain
Sejak memutuskan terjun ke ranah eSports pada Februari 2013 hingga sekarang Faker selalu bermain untuk tim SK Telecom T1. Sebagi tim profesional yang berisi pemain-pemain hebat tentu saja hampir tidak ada individu yang terlalu menonjol untuk kontribusi tim. Begitu juga dengan Faker, kemampuan bermainnya tidak terlepas dari kerja sama timnya yang solid.
Namun, pernahkah terpikir bagaimana kemampuannya jika bermain di tim lain? Contohnya saja Doublelift. Setelah didepak dari TSM justru dia bermain sangat apik di tim Liquid. Kembali lagi ke pertanyaan awal, bagaimana nasib Faker jika bermain di tim lain? Jawabannya tentu baru ketahuan ketika hal tersebut benar-benar terjadi.
4. Menjuarai Turnamen dengan Beda Region
Meskipun kemampuannya sangat teruji namun Faker baru bermain di region Korea Selatan saja. Tentu para fansnya ingin melihat Faker bermain di region lain.
Salah satu rekan satu timnya, Mata, pernah coba bermain di dua region yang berbeda yaitu Korea Selatan dan China.
Tentu menjadi hal menarik untuk melihat Faker bermain bermain di region lain kemudian menjuarainya, apalagi jika terjun ke region China pasti banyak orang ingin melihat.
5. Titel Juara KeSPA Cup
KeSPA Cup merupakan acara eSports tahunan yang diadakan oleh KeSPA, Asosiasi eSports Korea. Meskipun sudah menjuarai World Champion bersama timnya ternyata Faker belum pernah sekalipun mengangkat trofi di turnamen KeSPA Cup.
Telah tercatat dari 3 kali keikutsertaan Faker di turnamen ini prestasi tertingginya hanya menjadi juara peringkat 3 atau 4 saja. Tentu prestasi yang kurang memuaskan terlebih sangat aneh karena mereka sudah menjuarai turnamen tingkat dunia.
Nah itulah, 5 hal diatas belum pernah dicapai oleh Faker baik sebagai player pro eSports maupun bersama timnya. Memang kegagalannya di Worlds 2017 membuat Faker dan timnya terlihat terpuruk dan jika dilihat kualitas permainannya perlahan-lahan mulai meredup. Kalau menurut pendapat kamu sendiri bagaimana? Coba tinggalkan komentar di bawah ya.